MENULIS
ITU MUDAH
.jpg)
Semua orang pasti
pernah menulis, baik untuk diri sendiri atau untuk orang lain. Memang menulis
itu tidak semudah membalik telapak tangan. Tetapi, menulis juga tidak sesulit
membuat tahu bakso atau memasak rica-rica. Menulis bisa dilakukan kapan saja,
dimana saja.
“Menuliskan pikiran, bukan memikirkan apa yang akan
ditulis.”
Apakah
menuliskan pikiran sendiri itu susah? Tidakkkk, sangat mudah malahan.
Anda hanya perlu terbiasa.

Banyak orang terhenti
menulis ketika memikirkan ide. Baru mengetik sedikit, terhenti, akhirnya tidak
menjadi tulisan sama sekali. Lha kok bisa? Itu karena ketika mereka sedang
asyik-asyiknya menulis, mereka baru menyadari kekurangan informasi atau ketika
sedang asyik mencari informasi, muncul gagasan baru, dan kegiatan menulis yang
sebelumnya asyik dilakukan, menjadi terbengkalai. Akhirnya tulisan tidak
jadi-jadi karena biasanya hal tersebut menjadi siklus dan terus berulang.
Padahal, ribuan ide datang menghampiri otak setiap hari. Sayang kan kalau
dibiarkan begitu saja. Lalu apa yang harus dilakukan? Ubahlah gagasan menjadi
konsep, dan tuliskan. Lalu menulis akan menjadi lebih mudah.
Sebenarnya mudah saja untuk mengubah ide menjadi tulisan. Ada
ide, langsung ditulis. Ide adalah awal tulisan. Kalau sudah ada ide, tinggal
diolah, dimatangkan, dan dijadikan konsep. Tuliskan semua itu di otak terlebih
dulu.
Banyak orang yang
mandul menulis bukan karena kekurangan ide, tetapi karena idenya tidak
dikembangkan dan dibiarkan mengambang sebatas ide. Makanya kalau ada ide,
langsung tuliskan. Jangan ragu, otak kita memiliki kemampuan yang luar biasa.
Ingat : Jangan memikirkan apa yang akan ditulis,
tapi tulislah apa yang ada dipikiran!
v Menjaring
& Mengembangkan Ide
Kehidupan manusia
mengalami kemajuan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dianyam dari beragam ide. Sejarah dibangun di atas ide-ide manusia. Banyak
orang bilang bahwa ide itu muncul begitu saja. Apa iya? Kata siapa? Yang benar adalah
ide itu muncul terpicu karena melihat atau merasakan sesuatu. Jelasnya lagi
ide akan berdatangan dari pikiran manakala di memori (otak) tersimpan banyak
hal, dan manakala otak dibanjiri informasi. Ketika apa yang tersimpan di memori
itu dipicu dan terpicu, entah karena melihat sesuatu, merasa, mencium,
menjilat, atau memikirkan sesuatu. Lalu muncullah ide. Sama halnya dengan
menulis juga.
Pada tahap menulis tingkat awal, mengolah dan
menuliskan ide dari ide-ide Ibnu Sina, Al-Farabi, dan selevelnya itu terlalu
tinggi. Jangan mempersulit dirilah. Lebih baik kalau mengembangkan ide-ide
sederhana seperti pengalaman sehari-hari contohnya. Tulislah apa yang ada
dipikiran atau apa yang Anda alami. Menulis adalah membaca kehidupan. Sesuatu
yang mustahil dilakukan binatang. Menulis adalah hak paten manusia yang
memiliki berbagai ide. Mari menuliskan dan menjaring ide dengan banyak membaca,
menambah pengalaman, melatih proses kerja otak. Jangan menyiakan otak hebat
kita ini. Kalau otak ditidurkan, tidak dirangsang, tidak dibiasakan dengan
asupan informasi, ia akan tertidur nyenyak. Cenderung mogok seperti mobil
butut. Sedikit-sedikit pusing karena kurang latihan dan tidak pernah dilatih.
Untuk menulis, kita butuh ide. Setelah tadi memilih ide,
sekarang kita perlu membangun ide. Ide bisa dibangun dengan mengoperasikan atau
memanfaatkan otak. Lebih hebat lagi kalau dikombinasikan dengan perasaan.
Ingat : Tidak usah ragu atau malu, Namanya juga baru
memulai menulis. “Perubahan yang besar bermula dari melakukan hal-hal kecil.”

Motif atau sebab
seorang menulis tentu bermacam-macam. Ada yang sekadar untuk memenuhi dorongan dari dalam diri,
katarsis, popularitas, berbagi, demi mendapatkan cum bagi kenaikan pangkat,
mendapatkan uang, atau apa saja. Konon, motif itulah yang menjadi pendorong
utama menulis.Apa iya?

Ø Menulis
Kok Cuma Sebatas Ide?
Ø Menulis
Kok Malu?
Ø Menulis
Kok Tidak Percaya Diri?
Ø Menulis
Kok “Akan”?
Ø Menulis
Kok Didenda Sibuk?
Ø Menulis
Kok Dijajah Mood?
Ø Menulis
Kok Dipaksa-Paksa?
Ø Menulis
Kok Dipikirkan?
Ø Menulis
Kok Malah Dimaki-Maki?
Ø Menulis
Kok Malah Menghina Diri?
Ø Menulis
Kok Sombong Amat?
Ø Menulis,
Mencari Makna?
Atau
Ø Bagaimana
Cara Menyuburkan Gairah Menulis?
Ø Apa
sih Manfaat Menulis?

Anda pasti
bertanya-tanya akan jawabnya. Untuk mengetahui dan menggali lebih jauh lagi
tentang hal ini Anda dapat membacanya
dari:
Suer, Nulis Itu Mudah,
Elex Media Komputindo,
Kelompok Kompas
Gramedia, Jakarta,
2012.
Dari membaca buku karangan ERSIS WARMANSYAH Abbas ini minimal
Anda akan mengetahui 3 hal penting perihal menulis. Beliau pengarang buku ini
adalah seorang dosen FKIP Unlam Banjarmasin.
Penasaran? Beli aja bukunya di toko-toko buku terdekat, jauh juga boleh.
Dari buku ini saya juga jadi termotivasi gaes. Banyak hal baru yang saya
temukan di buku ini. Manfaat banget pokoknya. Saya jadi sedikit lebih rajin
menulis, walaupun sedikit yang penting ada kemajuan kan?
JADI, MULAILAH MENULIS TEMAN !